Selasa, 28 Februari 2012

Teknik penanganan bencana


Kegiatan ekstrakurikuler kesiapsiagaan terhadap bencana di kalangan pelajar sekolah dasar merupakan hal yang mengasyikan karena selain belajar teknis penanganan bencana mereka juga bisa bermain.

"Kesiapsiagaan terhadap bencana ini sudah kami masukkan dalam kegiatan ekstrakurikuler siswa yang dilaksanakan pada hari libur dan hari Minggu. Di sini siswa dapat belajar sekaligus bermain dengan pelajar lainnya," kata Hendriyati, fasilitator kesiapsiagaan bencana SDN 06 Sumber Urip, Kecamatan Selupu Rejang, Kabupaten Rejanglebong, yang dijadikan sekolah percontohan nasional untuk wilayah Provinsi Bengkulu, Selasa.
Pada kegiatan tersebut kata dia, siswa diajari cara menyelamatkan melalui jalur-jalur evakuasi yang ada di daerah itu, kemudian menolong orang lain dan mencari bantuan saat terjadi bencana alam gempa bumi atau gunung meletus sehingga jika terjadi bencana serupa mereka dapat mempraktikkannya.

Dari 218 orang siswa di sekolah itu saat ini yang sudah mengikuti pelatihan simulasi bencana dan penanggulanggan baru pada 28 orang berasal dari kelas IV hingga kelas VI, sedangkan mulai tahun ini kegiatan itu akan melibatkan seluruh kelas.

Selain berlatih memberikan pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K), mereka juga bisa bermain monopoli siaga bencana dan kegiatan pramuka yang hampir mirip satu dengan lainnya sehingga mereka dapat mengikuti kegiatan tersebut karena tidak akan mengurangi prestasi pelajaran pokok di sekolah.

Sekolah itu sendiri sejak 2009/2010 sudah dijadikan sekolah siaga bencana (SSB) bersama dengan 18 sekolah lainnya di Rejanglebong oleh PMI setempat bekerja sama dengan palang merah Jerman (GRC).

Tidaklah sulit untuk menjalankannya. Mereka juga siap memberikan pelajaran ke sekolah lainnya mengingat teknis penanganan bencana alam terutama gunung meletus harus mereka pelajari setiap saat mengingat wilayah desa mereka yang berada di kaki gunung api Bukit Kaba.

Sementara itu Pengurus Pusat Palang Merah Indonesia (PMI) bidang PMR dan relawan Muhammad Muas mengatakan, terpilihnya SDN 06 Desa Sumber Urip menyisihkan 75 sekolah lainnya di Bengkulu mulai dari tingkat SD hingga SMA.

"Sekolah ini merupakan yang terbaik dan terlengkap di Bengkulu dan di Indonesia setelah sekolah yang ada Jawa Tengah," katanya.

Selain itu sekolah ini juga dipilih karena dekat dengan lokasi rawan bencana yakni Gunung Api Bukit Kaba sehingga dijadikan percontohan sekolah siaga bencana nasional, terangnya.
(KR-NMD/I016)
Sumber : ANTARA BENGKULU

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berikan Komentar Anda

COPYRIGHT MUSRIADI (LANANG PENING)