Jumat, 04 November 2011

KEANEKARAGAMAN BUDAYA INDONESIA Oleh Panca Hari Prabowo

Keanekaragaman budaya merupakan salah satu aset Indonesia yang dikagumi oleh dunia bahkan beberapa diantaranya sudah masuk sebagai warisan budaya dunia yang diakui dan tercatat di badan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Kebudayaan, Ilmu Pengetahuan dan dan Pendidikan (UNESCO).

Wayang, keris, batik dan angklung telah diakui badan tersebut sebagai salah satu warisan budaya atau Representative List of Intangible Cultural Heritage. Sementara Candi Prambanan, Candi Borobudur, situs Manusia Purba Sangiran, Taman Hutan Tropis Sumatera, Taman Nasional Ujungkulon, Taman Nasional Komodo, dan Taman Nasional Lorentz mendapat bantuan untuk perawatannya dari UNESCO.

Keberagaman budaya dan juga situs-situs budaya yang dimiliki oleh Indonesia tersebut merupakan salah satu modal utama Indonesia menjadi sebuah negara yang dipandang penting khususnya untuk upaya-upaya pemelihataan, pelestarian dan pengembangan sektor-sektor berbasis budaya.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mendapat kesempatan sebagai salah satu pembicara dalam sesi khusus di UNESCO yang bermarkas besar di Paris, Prancis dalam peringatan 10 tahun Deklarasi Universal Keragaman Budaya (Universal Declaration on Cultural Diversity) pada Selasa (2/11).

"Indonesia dipilih untuk menyampaikan pidato utama karena mereka menilai Indonesia memiliki contoh budaya yang amat beragam ...yang pada akhirnya menjadi kekuatan," kata Presiden di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Senin, sebelum bertolak menuju Prancis.

Selain berbagi pengalaman di sidang UNESCO, Indonesia, kata Presiden juga menyampaikan imbauan agar dunia lebih bersatu, menghormati perbedaan budaya dan peradaban sehingga dapat mengatasi persoalan global dengan baik.

Kepala Negara mengatakan saling menghormati dan menghargai perbedaan budaya dan peradaban tersebut dapat menjadi salah satu kunci atau alternatif penyelesaian masalah-masalah yang dihadapi baik di kawasan maupun secara global.

Yudhoyono juga mengatakan UNESCO mengetahui bahwa bagaimana mengelola dan memelihara keragaman budaya itu tidak mudah sehingga memandang Indonesia sebagai salah satu negara yang berhasil dalam mengembangkan dan melestarikan hal tersebut.

"Mereka tahu managing diversity(menangani keanekaragaman, red) bukan sesuatu yang mudah dan apa saja yang dilakukan dalam kaitan itu," ujarnya.

Sementara Staf Khusus Presiden Bidang Hubungan Internasional Teuku Faizasyah mengatakan kesempatan Indonesia menyampaikan pandangan dalam sesi khusus peringatan deklarasi keberagaman budaya merupakan pengakuan dunia terhadap mata budaya yang dimiliki dan dilindungi oleh pemerintah dan masyarakat Indonesia.

"Partisipasi Presiden Yudhoyono dalam acara UNESCO ini memberikan kesempatan untuk meningkatkan peran aktif Indonesia, sebagai 'bridge-builder'(membangun" jembatan" atau cara, red) dan 'solution maker'(pembuat jalan keluar, red) dalam upaya mengatasi konflik melalui kerja sama antarbudaya," katanya.

Ia menambahkan,"undangan kepada Presiden RI tersebut merupakan wujud apresiasi UNESCO terhadap komitmen Pemerintah Indonesia dalam upaya melindungi dan mempromosikan keanekaragaman budaya sebagai "aset yang terus
hidup" (living assets)."

UNESCO
United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) merupakan organ Perserikatan Bangsa-Bangsa yang didirikan pada 16 November 1945 melalui penandatanganan konstitusi UNESCO oleh 37 negara. Konstitusi itu sendiri baru berlaku pada 1946 setelah Yunani menjadi negara ke-20 yang meratifikasinya.

Badan PBB itu mempunyai tujuan untuk menciptakan perdamaian melalui pengetahuan dengan melaksanakan strategi yang berdasarkan prinsip dan norma universal serta nilai-nilai bersama di bidang pendidikan, ilmu pengetahuan, budaya dan komunikasi/informasi.

Strategi dasar UNESCO dalam menjalankan misinya tersebut adalah dengan membuka jalan menuju ilmu pengetahuan serta memperluas komunikasi dan saling pengertian diantara sesama manusia.

Strategi dasar yang digunakan UNESCO adalah membuka jalan menuju ilmu pengetahuan serta memperluas komunikasi dan saling pengertian diantara sesama manusia.

UNESCO sendiri memiliki dua tujuan utama yaitu melindungi dan mempertahankan promosi keragaman berdasarkan hak asasi manusia dan yang kedua adalah mendorong pemberdayaan dan partisipasi dalam lingkungan masyarakat berpengetahuan, melalui pemerataan, peningkatan dan penyebaran penggunaan pengetahuan.

Saat ini badan PBB tersebut memiliki 193 negara anggota dan tujuh asosiasi internasional. Setiap negara anggota membentuk komisi nasional serta badan kerja sama bagi lembaga pemerintahan dan
lembaga swadaya serta dengan organisasi. Sebagian negara menempatkan perwakilan tetapnya yang dipimpin Duta Besar sebagai penghubung.

Indonesia sendiri menjadi anggota badan PBB tersebut pada 27 Mei 1950. Pada awalnya Kepala Kantor Wakil RI pada UNESCO dirangkap oleh duta besar RI untuk Prancis. Pada 1956 pejabat yang ditunjuk mewakili RI diparcayakan pada atase pendidikan dan kebudayaan, Kemudian pada 1968 sampai 1972 jabatan itu kembali dirangkap oleh duta besar.

Dengan peningkatan keterlibatan Indonesia dalam berbagai program UNESCO termasuk pemugaran Candi Borobudur maka pada 1972 pemerintah mengangkat wakil RI untuk UNESCO dengan gelar Duta Besar, agar penanganan masalah-masalah UNESCO terutama yang berkaitan dengan kepentingan RI dapat dilakukan dengan baik.

Pada Oktober 2011, Duta Besar RI untuk Prancis Rezlan Ishak Jenie ditunjuk sebagai wakil tetap RI di UNESCO.

Baca Selengkapnya

GEJOLAK PAPUA YANG TAK KUNJUNG USAI Oleh Maria Rosari Dwi Putri

Alam Papua begitu hijau dan kaya akan sumber daya alam yang melimpah ruah. Namun ironisnya mayoritas masyarakat di provinsi itu diselimuti oleh kabut kemiskinan.

Miris, karena bukan hanya masalah kesejahteraan yang melanda. Berbagai masalah yang kelihatannya begitu rumit untuk diselesaikan, juga masih mendera Bumi Cendrawasih itu.

Begitu banyak spekulasi dan pendapat bermunculan tentang pokok masalah, yang menyebabkan segalanya tampak begitu rumit untuk diselesaikan.
"Permasalahan Papua sebenarnya berakar dari berbagai pengalaman traumatis yang disebabkan oleh ketidakadilan dan pelanggaran hak asasi manusia," kata mantan Gubernur Provinsi Papua, Barnabas Suebu di Jayapura, Rabu (2/11).
Pendapat serupa muncul dari tokoh muda Papua Edo Kondologit, yang juga merupakan seorang penyanyi.

"Orang Papua harus dipandang sebagai anak bangsa juga. Janganlah pilih kasih".

Menurut Edo, pembangunan di Papua masih jauh dari layak. Selain itu, pembangunan tersebut dikatakan tidak memihak kepada rakyat Papua. Hal tersebut ia sampaikan pada sebuah diskusi di Jakarta pada Selasa (1/11).

Anggota Dewan Perwakilan Rakyat asal Papua, Manuel Kaisepo, menilai gejolak, konflik dan KEKERASAN DI PAPUA adalah ekspresi kekecewaan masyarakat akibat tidak terlaksananya Undang-Undang Otsus dengan konsisten.

"Semua gejolak, konflik dan kekerasan di Papua adalah ketidakpuasan atau kekecewaan masyarakat akibat tidak terlaksananya (Otsus) dengan konsekuen dan konsisten," kata Manuel Kaisepo di Jayapura, Senin (31/10)
Sementara itu Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan Djoko Suyanto menuturkan, persoalan di Papua bukan sekadar persoalan masalah hukum dan keamanan yang dapat diselesaikan dengan kebijakan mengerahkan kekuatan militer di wilayah itu.

"Itu salah besar. Jika ada penekanan terhadap masalah penegakan hukum, itu karena masih terjadi gangguan keamanan yang korbannya adalah rakyat dan aparat," katanya dalam perbincangan dengan ANTARA di Jakarta, Rabu (2/11).

Ia menegaskan, persoalan Papua bukan sekadar urusan TNI dan Polri yang jika ada tindakan kriminal atau gangguan keamanan di wilayah itu, lalu dibuat kebijakan untuk menambah personel aparat.

Menko Polhukam menambahkan, Papua tidak hanya Jayapura, Abepura, Puncak Jaya dan Timika, tetapi lebih banyak lagi dan lebih besar. Sama dengan wilayah lain di Tanah Air, maka Papua harus dilihat secara utuh dan pemerintah serius pula untuk mengelola Papua.
Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro menyimpulkan permasalahan Papua, dengan memberikan pernyataan bahwa ada empat masalah mendasar yang dihadapi Papua untuk diselesaikan.

"Empat masalah mendasar itu adalah gerakan yang ingin memisahkan diri dari Negara Kesatuan Republik Indonesia, kedua konflik manajemen PT Freeport Indonesia dengan karyawannya, disparitas ekonomi dan pilkada," katanya di Jakarta, Kamis.

Berbicara saat membuka diskusi tentang perkembangan situasi keamanan Papua, ia mengatakan di antara empat masalah krusial tersebut, masalah gerakan yang ingin membebaskan diri dari NKRI, merupakan persoalan yang cukup rawan mengingat terkait dengan masalah kedaulatan negara.


Otsus Papua

Pada tahun 2001 pemerintah pusat membuktikan keseriusannya dalam mengurus dan mengelola Papua. Bentuk keseriusan dan kepedulian tersebut adalah dengan penerapan otonomi khusus sesuai UU No21/2001 dan percepatan Pembangunan Papua dan Papua Barat sesui Inpres No5/2007. Saat ini undang-undang tersebut sering kali disebut dengan Otsus.

Namun, bila otsus berjalan dengan baik, mengapa sekarang Papua masih terus dilanda kemiskinan dan pembangunan tidak berjalan dengan semestinya? Apa yang sebenarnya terjadi?
"Otsus Papua sebenarnya dirancang dan dibuat dengan sangat baik. Namun sayangnya tidak dilaksanakan dengan konsisten," ujar mantan Ketua Pansus RUU Otonomi Khusus Papua di DPR, Ferry Mursidan Baldan, dalam sebuah diskusi di Jakarta, Senin (1/11).

Sependapat dengan Ferry, pengamat politik CSIS (Centre for Strategic of International Studies) Joseph Kristiadi mengatakan bahwa Otsus sudah dirancang sebaik mungkin. Namun harus ada niat baik dari pemerintah agar tidak hanya sekedar pencitraan saja, kata Kristiadi.

"Pada masa Otsus berlangsung, telah terjadi korupsi yang luar biasa, sehingga orang Papua mengatakan bahwa otsus identik dengan korupsi," ujar Kristiadi di Jakarta, Kamis (3/11).

Tokoh masyarakat Papua sekaligus Menteri Lingkungan Hidup Balthasar "Berth" Kambuaya, meminta konsistensi pemerintah pusat dalam menjalankan Undang-undang Otonomi Khusus (Otsus) sebagai salah satu jalan keluar dari permasalahan yang terjadi di Papua.

"Pemerintah pusat harus betul-betul berkomitmen untuk melaksanakan undang-undang itu," ujar Kambuaya saat jumpa pers, usai pertemuan khusus yang dilakukan oleh Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, dengan para pejabat dan pakar politik dan keamanan di Jakarta, Kamis (3/11).

Ia mengatakan masih banyak hal-hal yang bergantung pada pemerintah pusat mengenai UU Otsus. Namun, Kambuaya juga mengimbau masyarakat Papua untuk bersama-sama berkomitmen pula dalam pelaksanaan UU tersebut.

Harus ada kesiapan masyarakat Papua dalam kapasitas kepemimpinan dan komitmen dalam melaksanakan UU Otsus tersebut. Hal ini terjadi karena Otsus adalah UU alternatif, sebagai bukti dari komitmen pemerintah pusat untuk membangun Papua, ujar Kambuaya.

"Ini adalah UU terbaik yang bisa memberi jawaban secara khusus, untuk masalah ekonomi dan kesejahteraan di Papua".

Persoalan yang terjadi saat ini adalah, bila UU tersebut dinyatakan tidak berhasil, maka hal itu akan kembali kepada orang Papua sendiri, untuk mendiskusikannya.

"Hal ini ditempuh orang-orang Papua, sehingga bisa melaksanakan UU dengan baik," ujar Kambuaya.

Menurut Kristiadi, indikasi pemerintah yang serius dalam menangani kasus Papua adalah dengan segera membuat Peraturan-peraturan Pemerintah, yang dapat dijadikan sebagai instrumen untuk melaksanakan Otsus Papua.

"Otsus setiap satu atau dua tahun sekali harus dievaluasi kembali," tambahnya.

Kristiadi mengimbau masyarakat dan media supaya memiliki rasa kewajiban, melalui mekanisme dan pelaksanaan demokratis, untuk menekan pemerintah agar betul-betul jujur memulai menyelesaikan permasalahan ini dengan niat yang baik.


Penyelesaian Damai

Pengamat politik sekaligus Ketua Setara Institut, Hendardi, mengatakan bahwa permasalahan yang terjadi di Papua harus diselesaikan melalui jalan damai, sehingga tidak ada alasan pemerintah untuk menggunakan cara kekerasan.

Hendardi menekankan yang terpenting adalah peran pemerintah yang memiliki keberanian politik untuk menghadapi masyarakat Papua dengan melakukan dialog bersama.

Ia juga meminta pemerintah untuk segera menghentikan segala bentuk kekerasan di Papua dan menegakkan hukum terhadap seluruh aksi kekerasan yang terjadi di provinsi itu.

"Meningkatnya kekerasan di Papua, menunjukkan pemerintah tidak selesaikan masalah secara damai," ujarnya dalam diskusi bertema" Kabinet Boros dan Bobrok Percepat Disintegrasi NKRI, bertempat di Rumah Perubahan 2.0" di Jakarta, Selasa (1/11).

"Harus ada pemutusan siklus kekerasan," kata Hendardi menambahkan.

Hal serupa juga dikatakan oleh Barnabas Suebu yang mengimbau aparat keamanan agar dapat menangani permasalahan di Papua secara bijaksana dengan menggunakan cara-cara damai.

"Kekerasan harus dicegah, terutama kekerasan kepada mereka yang tidak bersalah," ujarnya.

Bentuk penyelesaian damai juga diminta oleh Komite Solidaritas Papua melalui sekretarisnya Petrus Mike.

"Apa yang salah dengan kami (rakyat Papua), sehingga pemerintah tidak mau berdialog bersama kami," ujar sekretaris KSP Petrus Mike, saat jumpa pers di Jakarta, Rabu (2/11).

Petrus meminta agar pemerintah dapat melakukan upaya pendekatan secara adat dan spiritual.

Sementara itu, Kepolisian Republik Indonesia dan TNI menyatakan tetap mengedepankan pendekatan persuasif untuk mengatasi berbagai konflik serta persoalan lainnya di Papua yang kian menghangat akhir-akhir ini.

"Kami, Polri dan TNI tetap mengedepankan langkah-langkah persuasif untuk menghadapi berbagai aksi kekerasan dan kriminal di Papua," kata Kepala Bagian Pemeliharaan Keamanan Mabes Polri Komjen Pol Imam Sujarwo usai menghadiri diskusi perkembangan terakhir situasi keamanan di Papua di Jakarta, Kamis (3/11).

Ia menuturkan jumlah personel Polri di Papua mencapai 6.000 orang dengan bantuan personel Brimob sebanyak tiga SSK.

Baca Selengkapnya

Kamis, 03 November 2011

MELIHAT LIMA KARYA AGUNG DI MUSEUM SULTENG

Setiap museum pada umumnya memiliki koleksi karya agung (masterpiece) yang menjadi kebanggaan untuk dipamerkan kepada pengunjung.

Demikian halnya dengan Museum Sulawesi Tengah. Museum yang terletak di Kota Palu ini memiliki lima masterpiece yang berasal dari sejumlah daerah di Provinsi Sulawesi Tengah. (Bagai mana dengan museum daerah saya) Lihat DISINI.
Dan Museum Indonesia Lihat DISINI

Kepala Museum Sulawesi Tengah, Muslimah, di Palu, Selasa, menyebutkan kelima koleksi unggulan itu adalah kain tenun Donggala, pakaian kulit kayu, patung Palindo, taiganja, dan fosil rahang gajah.
Tenun Donggala adalah kain tradisional khas Sulawesi Tengah yang sudah dikenal luas masyarakat di Indonesia. Kain tenun ikat asal Kabupaten Donggala itu pada umumnya bermotif kotak-kotak yang bermakna saling memegang keutuhan dan kebersamaan.

Selain itu, terdapat motif lungsih berupa gambaran nekara yang disusun secara geometris yang juga menggambarkan kebersamaan.

"Kain itu biasanya digunakan pada upacara perkawinan adat atau hari-hari besar keagamaan," kata Muslimah.

Selanjutnya koleksi kain kulit kayu. Kain ini terbuat dari kulit pohon malo atau sebangsa pohon beringin (ficus sp). Kain itu berupa lembaran kulit pohon yang ditumbuk hingga tipis dan selanjutnya dibuat pakaian atau aneka busana lainnya.

Tradisi pembuatan kain kulit kayu ini berada di Kecamatan Kulawi dan Kecamatan Gumbasa, Kabupaten Sigi sejak ratusan tahun silam. Kain tersebut hanya digunakan untuk kegiatan adat.

"Kalau diguanakan sehari-hari bisa rusak, karena bahannya mudah sobek," kata Muslimah.

Koleksi selanjutnya adalah patung Palindo (penghibur). Patung setinggi empat meter itu berada di situs padang Sepe di Lembah Bada, Kabupaten Poso.

Patung Palindo menggambarkan dan berceritera tentang nenek moyang masyarakat Lembah Bada. Patung Palindo adalah perwujudan pahlawan bernama Tosalogi yang merupakan pemimpin perang masyarakat Bada melawan orang Masamba, Sulawesi Selatan, ribuan tahun silam.

Patung terbuat dari batu itu saat ditemukan kondisi patung batu itu miring sekitar 30 derajat.

Koleksi masterpiece selanjutnya adalah Taiganja. Benda ini berupa perunggu berbentuk menyerupai kepala kerbau di mana pada bagian tengahnya terdapat celah sempit menyerupai alat kelamin wanita.

Perhiasan ini digunakan sebagai mahar pengantin atau bekal kubur masyarakat Kaili, suku terbesar di Sulawesi Tengah.

"Benda ini juga merupakan bukti status sosial masyarakat yang lebih tinggi," kata Muslimah.

Taiganja yang dalam bahasa Kaili berarti manusia melambangkan kesuburan, kemakmuran, keteguhan memegang aturan adat istiadat.

Sementara koleksi karya agung kelima di Museum Sulawesi Tengah adalah fosil rahang gajah purba (stegodon) yang ditemukan di Lembah Napu, Kabupaten Poso. Fosil ini diperkirakan berumur 1,9 juta tahun.
Muslimah menuturkan, empat dari lima koleksi itu dapat disaksikan di Museum Sulawesi Tengah yang berada di Jalan Kemiri Kota Palu.

Sementara patung Palindo hanya berupa tiruan sesuai aslinya yang berada di halaman Museum Sulawesi Tengah.

Museum Sulawesi Tengah saat ini memiliki koleksi lebih dari 7.400 benda bersejarah yang berasal dari berbagai daerah.


Pengunjung

Museum Sulawesi Tengah terus berupaya meningkatkan jumlah pengunjung untuk berperan serta memberikan pengetahuan sejarah dan kebudayaan provinsi ini.

Muslimah mengatakan bahwa pihaknya selalu mengikuti sejumlah kegiatan kesenian dan kebudayaan di sejumlah daerah dalam rangka mempromosikan museum milik Pemprov Sulawesi Tengah ini.

Museum Sulawesi Tengah juga menjalin kerja sama dengan provinsi lain untuk melakukan kegiatan budaya dan pariwisata dalam rangka lebih memperkenalkan Sulawesi Tengah ke masyarakat luas.

Rata-rata jumlah kunjungan masyarakat ke Museum Sulawesi Tengah mencapai 400 orang setiap bulan.

"Itu dalam kondisi normal, tanpa ada acara di museum," katanya.

Museum Sulawesi Tengah dibuka untuk umum pada Senin hingga Sabtu, pukul 07.30 - 15.45 setiap hari.

"Bahkan jika ada kunjungan pada hari Minggu, kami tetap melayaninya tapi sebelumnya harus menyurat terlebih dahulu," ujar Muslimah.

Selain itu, untuk lebih meningkatkan minat masyarakat berkunjung ke museum, Muslimah mengatakan pihaknya juga melakukan perkenalan ke sejumlah sekolah di Kota Palu dan sekitarnya.

Pada September 2011, kunjungan masyarakat ke Museum Sulawesi Tengah mencapai 17.500 orang karena saat itu ada kegiatan Pameran Kain Nusantara 2011 yang diikuti puluhan museum dari berbagai daerah di Indonesia.

Museum Sulawesi Tengah sendiri dibangun pada 1978 di Jalan Kemiri Kota Palu, dan saat ini memiliki lebih 7.400 koleksi.

Hingga saat ini, bangunan Museum Sulawesi Tengah masih seperti saat pertama dibangun.

"Dalam waktu dekat, museum ini akan direnovasi sehingga lebih bisa menarik masyarakat untuk berkunjung," kata Muslimah.

Kepala Dinas Periwisata dan Kebudayaan Sulawesi Tengah Suaib Djafar mengatakan, museum adalah tempat wisata yang murah dan mudah dikunjungi karena berada di dalam kota.

Menurutnya, dengan mengunjungi museum masyarakat bisa lebih mengenal budaya dan karya seni Sulawesi Tengah.

"Setelah mengunjungi museum, kita bisa mendatangi tempat wisata seperti yang telah diperlihatkan di museum," katanya.

Jumlah kunjungan wisatawan ke Sulawesi Tengah, yang terdiri dari 10 kabupaten dan satu kota, setiap tahunnya mencapai 7.000 orang yang berasal dari dalam dan luar negeri. (Oleh Riski Maruto)

Baca Selengkapnya

MATI KETAWA ALA JAMAAH HAJI

Dibalik kekhusuan ibadah, ternyata banyak hal unik dan lucu dialami jamaah haji Indonesia. Berikut sejumlah cerita mati ketawa ala jamaah haji.

Seorang jamaah haji asal Purwokerto, sebut saja namanya Fulan, sedang menunggu angkutan di sebuah halte dekat maktabnya untuk ke Masjidil Haram. Setiap kali bus datang, dia mengurungkan niatnya untuk naik. Bus datang lagi, urung lagi. Datang lagi, urung lagi. Begitu seterusnya dari pagi sampai menjelang waktu zhuhur tiba.

Usut punya usut ternyata si Fulan tidak berani naik ke bus karena setiap berhenti di halte, kernetnya teriak: "Haram! Haram!".
"Si Fulan mengira kalau dia tak boleh naik ke bus karena kernetnya bilang 'Haram.Haram!' seperti kondektur Metromini Jakarta yang bilang 'Grogol.Grogol!," kata mantan Ketua PBNU KH Hasyim Muzadi sambil terkekeh-kekeh.

Saat dikasih tahu bahwa Fulan bukan tidak boleh naik bus melainkan bus itu memang jurusan Masjidil Haram, dia punya ide besar. Kelak jika kembali ke Tanah Air, dia akan bangun sebuah mesjid yang akan dia beri nama "Masjidil Halal".

"Supaya jangan ada orang terkecoh seperti saya. Dikira Haram, ternyata Halal," kata si Fulan seperti diceritakan KH. Hasyim Muzadi.

Wakil Amirul Haj itu punya banyak cerita lucu lain seputar jemaah haji karena dulu ia sering membawa rombongan jemaah dari Jawa Timur.

Mereka kebanyakan berasal dari kampung-kampung, lugu-lugu, dan baru keluar negeri untuk pertama kalinya. Ibaratnya, mereka tembak langsung ke Mekkah dari desanya di Jawa sana.

Persoalannya adalah sejak di pesawat jemaah asal ndeso itu tidak faham bagaimana menggunakan toilet. Toilet di pesawat menjadi bau karena jemaah ada yang pipis di lantai kamar mandi. Ada juga yang buang air besar tidak disiram karena tidak tahu cara menekan tombol "Flush"-nya.

Begitu juga yang terjadi di pemondokan. KH. Hasyim menemukan ada jemaah yang kencing di westafel, sehingga tempat cuci tangan dan cuci muka itu bau pesing. Jemaah yang ditanya tidak ada yang mau ngaku. Lalu ia mengumpulkan jemaahnya untuk mencari tahu siapa yang kencing tidak pada tempatnya itu.

Kyai Hasyim melakukan semacam "brainstorming" untuk meminta pendapat jemaah bagaimana kamar mandi yang bersih, khususnya urinoir yang diidamkan oleh jemaah.

"Apakah tempat kencing di pemondokan ini sudah baik?" tanya Kyai Hasyim memancing.

Seorang kakek menjawab dengan lugunya: "Sebenarnya yang sekarang sudah baik pak Kyai, cuma terlalu tinggi. Tadi pagi saya kencing susah, karena ketinggian saya bawa kursi ke kamar mandi".

Maka tahulah Kyai Hasyim siapa oknum jemaah yang kencing di westafel.


Tetap haji Saleh
Masih cerita lucu tentang jemaahnya Kyai Hasyim. Suatu ketika kyai yang pernah menjadi calon Wakil Presiden itu obrol-obrol dengan jemaah bernama Saleh yang akan berangkat haji untuk ketiga kalinya.

"Apakah sekarang ini pak Saleh hajinya Haji Ifrad atau Haji Tamattu?" tanya Kyai Hasyim.

"Bukan dua-duanya kyai. Saya tetap Haji Saleh. Nggak pernah ganti nama," jawab Saleh yang tidak mengerti apa itu Haji Ifrad atau Haji Tamattu.

Menurut Buku Pintar Calon Haji karya Fahmi Anwar, Haji Ifrad adalah mereka yang langsung mengambil haji termasuk wukuf dan melempar jumrah tanpa umroh terlebih dahulu. Sebaliknya, Haji Tamattu adalah mereka yang melakukan umroh baru kemudian mengambil hajinya.

Soal Haji Tamattu ada cerita lain yang membuat saya ketawa ngakak.

Beberapa hari lalu saya bersama Kepala Informasi dan Humas Kemenag Zubaidi meninjau kelompok jemaah haji asal Grobogan yang terkena musibah akibat bus yang ditumpangi menabrak pembatas jalan. Salah satu korban yang menderita luka parah adalah Sukirno, umur 84 tahun. Kaki kanannya patah sehingga harus dioperasi dan dipasang alat penyambung tulang.

Ketika kami menengok di kamarnya, Sukirno tergolek di tempat tidur meski kondisinya sudah jauh lebih baik. Oleh karena tidak bisa jalan, Sukirno tidak bisa banyak beribadah seperti shalat di Masjidil Haram seperti teman-temannya. Ia hanya bisa beraktifitas di seputar kamar saja.

"Pak Kirno itu Haji Tamattu: tangi, mangan, turu! Kerjaannya cuma bangun, makan dan tidur saja," kata teman sekamar Sukirno.


Seperti masa kampanye
Kebiasan buruk jemaah di Indonesia juga terbawa sampai ke Tanah Suci. Jarak antara Masjidil Haram dan pemondokan jemaah haji umumnya sekitar satu atau dua kilometer jauhnya.

Sebetulnya disediakan angkutan "shuttle bus" yang bisa antar pulang gratis. Tapi karena jemaah haji Indonesia kurang faham dan tak bisa membaca rute bus yang pakai bahasa Arab, mereka ambil jalan pintas. Mereka sewa berombongan mobil pick up yang baknya terbuka.

"Mereka rame-rame berdiri di bak terbuka seperti saat Pemilu atau kampanye presiden. Saya lihat ada yang teriak Hidup PPP segala," kata Wakil Amirul Haj KH Abdul Mu'ti saat rapat evaluasi bersama Menteri Agama Suryadharma Ali yang juga Ketua Umum PPP. Mungkin Kyai Mu?ti sekedar bercanda saja.

"Pasti yang teriak itu orang Muhammadiyah simpatisan PPP," komentar Suryadharma kepada Kyai Mu?ti yang adalah Sekjen PP Muhammadiyah. Peserta rapat yang mendengar candaan itu tertawa terbahak-bahak.

Kebiasan buruk lain yang dibawa dari Indonesia ke Tanah Suci adalah kebiasan corat coret dan vandalisme. Mereka mencorat-coret Tugu Kasih Sayang tempat pertemuan Adam dan Hawa di Jabal Rahmah dengan tulisan "X Loves Y" dengan harapan enteng jodoh atau cinta dengan pasangannya bisa kekal abadi. Mereka juga menulis macam-macam di batu-batu sekitar Gua Hira.

Bahkan yang lebih parah, kata Kyai Mu'ti, jemaah haji Indonesia juga mencorat-coret pembatas Raudah di Mesjid Nabawi dan bahkan tenda-tenda tahan api di Mina dan Arafah. Apa sih yang ditulis oleh mereka?
Salah satunya adalah tulisan berikut ini:
"Alhamdulillah ya...sudah sampai Raudah. Sesuatu banget deh!". Corat coret gaya Syahrini banget.

Ada juga yang menulis ucapan syukur bisa ke Tanah Suci. Menurut Agus Subeno, pejabat dari Badan Pusat Statistik yang juga rombongan Amirul haj, dia pernah melihat ada tulisan seperti itu di Raudah.

"Pokoknya dia tulis syukur bisa memenuhi panggilan Nabi Ibrahim. Lalu dia minta supaya sanak keluarganya bisa naik haji juga. Ditulislah nama semua anak, isteri, keponakan, dan cucu cicitnya. Panjang bener. Habis itu dikasih tanda tangan," kata ahli survei itu.


Dikentutin orang Afrika

Pengalaman unik dan lucu tidak hanya dialami jemaah, tapi juga oleh petugas haji termasuk wartawan. Seorang wartawan yang bertugas di Media Center Haji (MCH), sebut saja namanya Haji Warta, percaya betul akan hukum karma dan keajaiban-keajaiban yang bisa dialami oleh jemaah saat menjalankan ibadah haji.

Misalnya saja, kalau di Indonesia dia seorang yang murah hati suka bagi-bagi rejeki, maka di Tanah Suci tiba-tiba banyak orang tak dikenal kasih-kasih dia apa saja, dari mulai sekedar makanan, cenderamata sampai uang riyal. Ada juga wartawan yang sombong karena sudah sering ke luar negeri lalu menganggap enteng bisa pulang sendiri dari Masjidil Haram ke pemondokannya.

"Eh, dia ternyata tersesat. Biasanya wartawan memberitakan jemaah yang tersesat, ternyata wartawannya sendiri tersesat," kata Haji Warta.

Khusus hukum karma yang dia alami sendiri, Haji Warta menceritakan pengalamannya. Ia mengaku doyan kentut. Kalau sudah mau buang gas, dia tidak bisa menahan diri. Haji Warta bisa kentut dimana saja, kapan saja, dan bagi siapa saja seperti iklan minuman kaleng. Di ruang kerja kentut, saat rapat kentut, bahkan di lift dia mengaku sering kentutin orang.

"Tahu nggak pak? Di Tanah Suci saya dibalas dikentutin orang melulu," cerita Haji Warta kepada saya.

Ia mengatakan baru saja dikentutin jemaah haji berkulit hitam berbadan tinggi dan besar. Saat habis tawaf dan sedang berjalan meninggalkan Masjidil Haram, tiba-tiba seorang jemaah haji asal Afrika bergegas melewatinya. Begitu terlewati dan berada persis di depan Haji Warta, si Afika berhenti sebentar dan "brutttt...." buang gas persis ke muka Haji Warta.

"Celakanya, habis kentut begitu, dia menengok ke saya dan tersenyum-senyum. Habis itu, dia jalan begitu saja. Dargombes!," kata Haji Warta memelas.

Dargombes adalah umpatan khas Jawa Timuran untuk mengganti kata "Diancuk" yang sangat vulgar. (Oleh Akhmad Kusaeni)

Baca Selengkapnya

BELAJAR DARI KETANGGUHAN JEPANG HADAPI BENCANA

GEMPA bumi berkekuatan sembilan skala Richter disertai tsunami 11 Maret lalu membawa kesengsaraan dan kepedihan serta pekerjaan rumah bagi pemerintah dan rakyat Jepang namun bencana dahsyat itu semakin menyatukan mereka. Lihat Fhotonya DISINI

Pemerintah pusat dan prefektur (provinsi) bersama berbagai organisasi nirlaba, perusahaan, dan perorangan di Jepang bahu-membahu membantu para korban menata kembali kehidupan mereka serta memulihkan dan merekonstruksi daerah-daerah yang rusak.

Dalam hitungan bulan, sarana dan prasarana umum maupun strategis di berbagai tempat di daerah-daerah bencana, seperti jaringan komunikasi dan bahkan Bandar Udara Internasional Sendai yang sempat rusak berat akibat gempa bumi dan tsunami yang dilukiskan perdana menteri Jepang sebagai "krisis terberat dan tersulit" setelah Perang Dunia II itu telah pulih.

Di kota Sendai yang merupakan pusat ekonomi, industri dan budaya di wilayah timur laut Jepang misalnya, berbagai kegiatan bisnis, lalu-lintas, dan berbagai aktivitas warga lainnya memenuhi denyut kehidupan kota modern nan hijau ini kendati masih ditemui sejumlah bangunan yang mengalami keretakan akibat gempa tujuh bulan silam itu.

Bahkan sebagai pintu masuk utama lewat udara untuk wilayah Tohoku, Bandara Internasional Sendai yang sempat lumpuh total akibat terjangan tsunami yang datang dari arah pantai itu kini sudah sepenuhnya pulih.

Pejabat Sendai Airport Terminal Building Co.Ltd, Junichi Ishimori, mengatakan, tsunami setinggi sekitar 10 meter menerjang landasan pacu dan gedung terminal Bandara dengan membawa aneka benda, termasuk 2.000 mobil yang ada di areal parkir Bandara.

Namun, berkat usaha rekonstruksi yang keras, kompleks Bandara dapat dengan cepat dipulihkan dan pada 13 April 2011, rute domestik Maskapai Penerbangan Japan Airline dan All Nippon Airline telah pun kembali dilayani, katanya.

"Setelah 19 Juli 2011, Japan Airline sudah melayani enam penerbangan domestik sehari dan All Nippon Airline 15 penerbangan domestik. Bahkan, penerbangan internasional pertama setelah bencana juga sudah dimulai pada 23 Juni," katanya.

Ketika itu, sebanyak 120 orang terbang ke Spanyol dengan pesawat carter Hi Fly Airlines. Sejak 25 Juli, frekuensi penerbangan domestik sudah kembali ke posisi sebelum bencana, yakni 41 kali penerbangan domestik per hari, katanya.

Menurut Junichi Ishimori, rute penerbangan domestik itu meliputi masing-masing 13 penerbangan ke Osaka dan Sapporo, enam penerbangan ke Nagoya, empat penerbangan ke Fukuoka, dua penerbangan ke Narita, serta masing-masing satu penerbangan ke Komatsu, Hiroshima, dan Okinawa.

Kecepatan upaya pemulihan berbagai infrastruktur strategis dan pemberian bantuan bagi para korban di zona bencana juga ditunjukkan oleh peran sektor swasta Jepang, seperti Softbank dan Yamato Transport Co.Ltd.

Softbank yang merupakan salah satu dari tiga perusahaan jasa telepon selular utama di Jepang disamping NTT dan KDDI ini misalnya mampu memulihkan jaringan telekomunikasinya yang sempat rusak akibat bencana, khususnya di Frefektur Miyagi, Iwate, dan Fukushima, hanya dalam waktu 34 hari.

Kahumas Softbank, Takeaki Nukii, mengatakan, pihaknya tidak hanya berhasil memulihkan konektivitas jaringannya dalam waktu yang relatif singkat (13 Maret-14 April 2011) tetapi juga meluncurkan proyek dana kemanusiaan serta mengirim 1.229 orang stafnya ke berbagai zona bencana sebagai sukarelawan.

Pemimpin (CEO) Softbank Masayoshi Son juga ikut aktif mendukung kegiatan kemanusiaan bagi para korban dengan menggugah publik lewat media sosial Twitter.

CEO keturunan Korea-Jepang kelahiran Tosu, Frefektur Saga, 11 Agustus 1957 ini mendengarkan masukan sekitar 1,4 juta orang pengikutnya di Twitter dan menjadikannya basis pengambilan 34 keputusan misi kemanusiaan perusahaannya, kata Takeaki Nukii.

Gempa dan tsunami yang telah menyebabkan kerugian sebesar 23 miliar yen bagi perusahaannya yang kini memiliki 27 juta orang pelanggan ini tidak hanya telah semakin menyatukan rakyat Jepang tetapi juga memberikan pelajaran berharga, katanya.

"Untuk mengamankan konektivitas jaringan kami di daerah bencana, kami perlu membangun dan memperkuat jaringan tahan bencana, mengembangkan dan mengadopsi berbagai solusi guna menjaga keberlangsungan jaringan, serta melatih organisasi kami agar mampu bertindak lebih cepat saat bencana datang," katanya.

Perusahaan jasa pengiriman parsel Yamato Transport Co.Ltd juga berhasil memulihkan jaringan operasinya di kawasan Tohoku yang sempat terganggu akibat bencana hanya dalam waktu 10 hari.

"Akibat bencana sebanyak 17 dari 269 kantor pemasaran kami di kawasan Tohoku hancur dan sekitar enam persen jaringan kami terganggu," kata Kahumas Yamato Holdings Co.Ltd, Akihiro Katagiri.

Butuh 10 tahun

Namun dalam waktu 10 hari setelah gempa, operasi jasa pengiriman barang Yamato Transport dapat dipulihkan. "Kini hanya empat kantor kami yang masih tutup karena lokasinya berada di dekat PLTN Fukushima (Daiichi)," katanya.

Untuk mendukung kelancaran pengiriman logistik ke daerah-daerah bencana, pihaknya mengerahkan 200 mobil perusahaan dan 500 orang spesialis logistik yang bekerja bersama berbagai pihak terkait, termasuk pasukan keamanan Jepang, katanya.

Banyak hal yang telah dicapai dalam tujuh bulan terakhir ini namun, untuk membangun kembali kehidupan sosio-ekonomi rakyat di seluruh wilayah bencana sesuai dengan standar Jepang sebagai negara industri maju yang mapan, diperlukan waktu 10 tahun.

Seperti terungkap dalam perbincangan dengan Konselor Sekretariat Markas Pusat Rekonstruksi untuk Bencana 11 Maret 2011, Yoshio Ando, di Tokyo baru-baru ini, program pemulihan dan rekonstruksi semua daerah bencana tidak hanya memerlukan masa 10 tahun tetapi juga dana sebesar 23 trilyun yen.

Sejak bencana yang menewaskan 15.782 orang dan menyebabkan hilangnya 4.086 orang lainnya itu terjadi, hingga akhir Oktober 2011, total anggaran tambahan yang sudah disepakati Diet (Parlemen Jepang) mencapai 6,14 trilyun yen, katanya.

"Anggaran tambahan ketiga sebesar 12,1 trilyun yen (yang diajukan pemerintah) masih dibahas di Diet," kata Yoshio Ando kepada wartawan dari 10 negara Asia di Tokyo, 25 Oktober lalu.

Sejak awal bencana ini terjadi, pemerintah dan parlemen tampak mampu berjalan seiring dan memandang masalah pemulihan dan rekonstruksi sebagai isu yang jauh melampaui kepentingan politik kelompok.

"Kondisi demikian itulah yang senantiasa menjadi harapan rakyat Jepang," katanya menjawab pertanyaan ANTARA pada pertemuan dengan wartawan Asia yang berlangsung di kantornya terkait dengan isu rekonstruksi dalam dinamika politik domestik Jepang.

Yoshio Ando mengatakan, dari total nilai anggaran tambahan ketiga yang telah diajukan pemerintah ke Diet sebesar 12,1 trilyun yen itu, sebanyak 11,63 trilyun yen di antaranya akan dialokasikan untuk keperluan rekonstruksi.

Dari total anggaran tambahan ketiga itu, sebanyak 1,6 trilyun yen di antaranya akan dialokasikan sebagai hibah bagi pemerintah daerah; 1,5 trilyun yen sebagai hibah untuk merespons bencana; 355,8 miliar yen untuk rekonstruksi dari "eksiden nuklir" dan 355,8 miliar yen untuk memperkuat pencegahan bencana di seluruh negeri.

Seterusnya sebanyak 1,4 trilyun yen akan dialokasikan untuk mendukung berbagai proyek tambahan pembangunan infrastruktur publik; 386 miliar yen untuk membersihkan seluruh sisa kehancuran dan sampah bencana dan 671,6 miliar yen untuk pinjaman bagi berbagai pihak yang terkena dampak bencana.

Sebanyak 94,1 miliar yen akan digunakan untuk mendanai misi penanganan bencana dan 2,4 trilyun yen sisanya akan dialokasikan untuk membiayai berbagai pengeluaran lain yang terkait dengan bencana seperti pemberian subsidi bagi penempatan perusahaan dan industri di Jepang, penciptaan lapangan kerja, merekonstruksi sektor perikanan, pertanian dan kehutanan serta pembangunan jejaring informasi tahan gempa, katanya.

Kondisi tidak mudah

Kondisi di lapangan akibat bencana yang merusak empat dari enam reaktor Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Fukushima Daiichi serta 300 pelabuhan dan 23.600 hektar lahan pertanian di berbagai wilayah itu tidaklah mudah.

Masyarakat Palang Merah Jepang (JRCS) mencatat, akibat "eksiden nuklir" di PLTN Fukushima Daiici itu, hampir 400 ribu warga yang tinggal di antara radius 20 dan 30 kilometer dari PLTN itu terpaksa dievakuasi untuk menghindari berbagai kemungkinan yang tidak diinginkan.

Gempa bumi di kedalaman 24 kilometer dengan episentrum 120 kilometer dari pantai timurlaut Jepang yang diikuti tsunami itu juga menghancurkan 114.464 rumah serta menyebabkan kerusakan parah 694.084 rumah lainnya di sejumlah frefektur.

Akibat rusaknya sejumlah reaktor nuklir PLTN Fukushima Daiici itu, menurut pegiat Yayasan Pemulihan Bencana Gempa Jepang Softbank Corporation, Yutaka Arai, banyak orang tua di Fukushima mengkhawatirkan efek radiasi bagi anak-anak mereka.

Bahkan tidak sedikit orangtua di Fukushima, satu dari tiga Prefektur terparah dihantam bencana disamping Miyagi dan Iwate, mengkhawatirkan produk makanan di daerah mereka karena takut akan efek radiasi bagi anak-anak mereka, katanya.

"Tingkat radiasi diumumkan pemerintah namun terserah para orangtua di Fukushima menginterpretasikan dampak tingkat radiasi itu," kata Arai kepada wartawan dari 10 negara Asia yang diundang Kementerian Luar Negeri Jepang untuk melihat langsung proses rekonstruksi pascabencana akhir Oktober lalu.

Apa yang disampaikan Yutaka Arai diamini Chieko Iitaka dan Kyoko Ueno, dua warga asal Kota Hirano di Frefektur Fukushima yang kehilangan pekerjaannya setelah bencana dan kini bekerja sebagai staf organisasi nirlaba Iwaki Center untuk membantu para korban yang menempati kompleks perumahan sementara bantuan pemerintah di kota Iwaki.

Chieko dan Kyoko mengatakan, mereka merasa aman tinggal di kota Iwaki yang berjarak sekitar 45 kilometer dari PLTN Fukushima Daiichi tapi, kalau mengingat masa depan anak-anak mereka, mereka ingin menetap lebih jauh lagi dari kota itu.

Kekhawatiran kedua ibu rumah tangga itu akan bahaya radiasi nuklir terhadap anak-anak mereka beralasan sebagaimana ditegaskan JRCS dalam laporannya tertanggal 31 Agustus 2011: "Karena adanya ketakutan akan radiasi nuklir, banyak anak di Fukushima kini dipaksa tinggal di dalam rumah."
Sejumlah tantangan lain yang menuntut aksi nyata pemerintah pusat, frefektur, dan kota serta berbagai pemangku kepentingan lainnya di Jepang adalah kondisi kesehatan dan psikis para korban bencana yang kini menempati rumah-rumah sementara yang dibangun pemerintah.

Seperti dikatakan Direktur Iwaki Center, Yoshikatsu Terui, rumah-rumah sementara tahan gempa yang dilengkapi dua kamar, dapur, peralatan masak-memasak, mesin cuci, kulkas, pendingin ruangan (AC), dan tabung gas ini tidak dapat menampung sebuah keluarga beranggotakan delapan orang.

"Akibatnya keluarga seperti ini harus dipisah ke dalam dua hingga tiga unit rumah sementara. Lalu, para orang tua yang sudah terbiasa bertetangga dengan orang-orang yang mereka kenal kini terpaksa bersebelahan dengan orang-orang yang asing bagi mereka."
Kondisi ini membuat mereka "merasa kesepian" dan bahkan ada di antara mereka yang "bunuh diri". "Ada di antara para orang tua yang hidup sendiri ini tidak makan dan mandi secara teratur sehingga mereka mudah jatuh sakit," katanya.

Hanya saja, kondisi di lapangan tidak mudah karena berkurangnya jumlah dokter berizin praktek dan spesialis kesehatan pascabencana karena tidak sedikit dari mereka yang pindah dari daerah bencana seperti Fukushima ke kota-kota lain di Jepang, kata Yoshikatsu Terui.(Oleh Rahmad Nasution)

Baca Selengkapnya

CHINA-ASEAN EXPO CERMINKAN GELIAT INDUSTRI CHINA Oleh: Nanang Sunarto

Nanning, Guangxi, 1/11(ANTARA) - Pameran Dagang dan Industri China-ASEAN (CAEXPO) yang diselenggarakan setiap tahun di kota Nanning, ibu kota Provinsi Guangxi, China menyiratkan semangat negara itu menggalang kerja sama regional sekaligus menunjukkan
kemampuan industrinya.

Dalam CAEXPO ke-8 yang berlangsung 21 sampai 26 Oktober tampil sekitar 5.500 stan mewakili 2.300 pengusaha, lebih separuhnya milik China dan selebihnya stan-stan dari 10 negara anggota ASEAN termasuk Indonesia menawarkan berbagai produk dan mata dagangan andalan mereka.

China tampil dengan aneka produk industri di stan-stan dalam anjungan (paviliun) yang dikelompokkan dari jenis produk masing-masing yakni paviliun komoditas dan perdagangan, kerja sama investasi, 'hi-tech' dan 'advance technology' serta paviliun perdagangan dan jasa.

Di keempat paviliun tersebut, stan-stan China menawarkan berbagai produknya mulai dari aneka perkakas elektronik rumah tangga, teknologi tenaga surya, bahan bangunan, mesin-mesin pertanian, teknologi pembibitan sampai ke mesin-mesin konstruksi berat.

Anjungan Investasi dan Kerja sama misalnya diisi dengan stan-stan yang mengetengahkan pengalaman perusahaan China menangani proyek-proyek di luar negeri.

Stan Grup Industri Baja China misalnya, menampilkan maket industri penambangan nikel yang sedang dikerjakannya di Tagaung, Myanmar, sementara stan lainnya mengangkat proyek pembangunan stadion nasional Tanzania dan sejumlah pekerjaan konstruksi di Angola, Mauritius
dan Uni Emirat Arab.

Di anjungan hi-tech, China dalam CAEXPO-8 unjuk gigi misalnya dalam penguasaan teknologi pembibitan dan pengendalian hama tanaman, teknologi untuk meningkatkan produktivitas tanaman apel atau untuk memperpanjang masa kesegaran buah kiwi.

Stan milik Universitas Guangxi memamerkan metode pembenihan ubi kayu yang telah berhasil menciptakan bibit unggul ZM93-16 yang dapat menghasilkan 75 ton lebih ubi kayu per hektare atau dengan tingkat produktivitas beberapa kali lipat lebih tinggi dibandingkan dengan tanaman normal.

Kemajuan industri China juga tampak di stan-stan lain misalnya dengan menampilkan alat-alat pertanian serbaguna, mulai dari mesin pengolahan tanah, tanaman sampai alat-alat pemanen, peralatan hemat energi, energi surya serta panel-panel pintu, aneka lantai keramik, mesin cetak dan mesin pengolah makanan.

Nanning yang merupakan ibu kota wilayah otonomi Guangxi dengan luas wilayah 22.293KM2 terletak di tepi bagian utara Sungai Yong dan sekitar 30 Km diantara pertemuan antara Sungai Yu dan Sungai Zuo
dan berjarak sekitar 160Km dari perbatasan Vietnam.

Dengan jumlah penduduk sekitar 6,6 juta jiwa, Nanning berhasil memperoleh berbagai penghargaan seperti Kota Istimewa Pengelolaan Lingkungan secara komprehensif,Kota Wisata Top China, Penghargaan
Habitat China, Penghargaan Internasional dalam Pengelolaan Terbaik Program Perbaikan Lingkungan dan Penghargaan "Scroll of Honour" Habitat PBB.


Saling berlomba
Sebagai tuan rumah, China yang tampil "all out" dalam CAEXPO-8, nuansa persaingan juga tampak di antara peserta dari negara-negara ASEAN yang berlomba-lomba menawarkan potensi mata dagangan
dan produk mereka.

Malaysia yang dalam CAEXPO-8 hadir sebagai mitra tuan rumah (Country of Honour) tampil dengan stan-stan yang memperagakan aneka produksi kelapa sawit, produk industri farmasi termasuk perawatan
kulit, obat-obat tradisional, kopi instan dan penganan dalam kemasan.

Selain produk-produk industri, negara jiran itu juga menampilkan produk-produk industri jasa seperti penanganan kargo (cargo handling), pusat pengobatan (medical centre),program pendidikan dan layanan jasa industri lepas pantai.

Stan-stan Myanmar antara lain menawarkan produk beras dalam kemasan dan hasil tenunan, Kamboja dengan produk minuman anggur lokal, sementara stan-stan Vietnam dan Laos banyak menawarkan industri kerajinan meubelair yang menampilkancorak dan seni ukir-ukiran masing-masing dan aneka pernak-pernik perhiasan wanita terbuat dari batu giok (jade).

Sementara Thailand yang sebagian wilayah negaranya dilanda banjir, stan-stannya lebih banyak menawarkan produk makanan olahan dalam kemasan, produk-produk perlengkapan rumah tangga,produk perawatan kulit dan industri garmen.

Filipina diwakili stan-stan yang menawarkan produk makanan olahan dalam kemasan khususnya terbuat dari pisang sesuai dengan posisi negara itu sebagai salah satu negara pengekspor pisang terbesar di dunia.
Singapura hadir di CAEXPO-8 dengan stan-stan yang mengandalkan penawaran jasa perbankan, sementara Brunei Darussalam menampilkan potensi industri produk makanan halal (halal Food) yang menjadi andalannya.

Pembukaan CAEXPO-8 yang acaranya disandingkan dengan Temu Puncak Bisnis dan Investasi China-ASEAN (CABIS-8 ) dihadiri oleh PM China Wen Jiabao, PM Malaysia Najib A Razak, PM Kamboja Hun Sen, Wakil PM Myanmar Tin Aung, Wakil PM Laos Somsavat, Wakil PM Thailand Kittirat Na-Ranong dan Wakil PM Vietnam Nguyen Xuan Phuc, sementara Indonesia diwakili Asisten Menteri Perdagangan Muchtar.

Sesuai tema CAEXPO-8 "tahun hijau dan proteksi lingkungan", tekad China-ASEAN juga tercermin misalnya dari seruan PM Malaysia untuk menggalang dan melakukan aksi bersama dalam mempromosikan penggunaan
teknologi yang lebih bersih dan menekan emisi bahan bakar fosil.



Tampil seadanya
Sementara itu, penampilan stan-stan Indonesia sejak CAEXPO-1 pada 2004, tidak banyak berubah termasuk jenis komoditas dan produk yang ditampilkan. Sebagian peserta bahkan hanya melakukan transaksi eceran saat berlangsungnya pameran, bukannya memanfaatkan kesertaan mereka untuk mencari peluang selanjutnya untuk ekspor.
Sebanyak 120 pengrajin atau pengusaha UKM Indonesia ikut ambil bagian dalamCAEXPO-8, sebagian besar menawarkan produk-hasil kerajinan kayu seperti topeng,patung, anyaman bambu, produk kulit dan perabotan rumahtangga (meubelair).

Ada juga stan yang menjajakan sarang burung walet, kopi dan mie instan, berbagai makanan kemasan seperti kripik singkong, dodol, minuman suplemen herbal dan pakaian atau hiasan batik.

Peserta Indonesia agaknya tidak memiliki sasaran atau misi yang jelas dalamdalam CAEXPO walaupun kesertaan mereka juga dibawa koordinasi Badan Pengembangan Ekspor Nasional (BPEN) dan instansi terkait.

Pimpinan delegasi Indonesia di CAEXPO-8 Asisten Menteri Perdagangan Muchtar beralasan bahwa memang pihaknya hanya mengutamakan para pengrajin atau pengusaha UKM untuk ikut dalam
ajang promosi dagang ini.

"Kegiatan UKM melibatkan banyak orang, mulai dari pengrajin, penyedia bahan baku,sampai ke pedagang. Lagi pula, pengusaha besar biasanya sudah bisa mencari pasar atau calon pembeli sendiri, " kata Muchtar.

Sejumlah staf atau pejabat instansi terkait juga tampak datang ke pameran, bahkan misalnya saja tiga staf dari kantor dinas yang berbeda dari Pemprov Jawa Barat ikut "mengawal" tiga pengusaha propinsi itu yang ikut dalam CAEXPO-8.

Sejumlah peserta juga mengeluhkan tingginya biaya tiket pesawat dan akomodasi sebesar Rp15 juta pe orang yang dikenakan oleh biro perjalanan di Jakarta, padahal mereka berangkat berombongan dengan pesawat charter yang juga difasilitasi oleh pemerintah China.

Jika membayar tiket normal dengan pesawat reguler, menurut mereka, paling hanya ditarik biaya sekitar 400 dolar AS atau sekitar
Rp3,9 juta (Jakarta - Nanning pp) ditambah biaya akomodasi.

Mereka pasrah saja ikut dengan pesawat yang dicharter karena khawatir akan mengalami kesulitan, apalagi mereka tidak paham berbahasa Inggeris, apalagi berbahasa Mandarin.

Indonesia diwakili oleh Provinsi Papua Barat untuk paviliun "Cities of Charming" atau kota-kota simpatik dengan
anjungan berarsitek rumah adat setempat terbuat dari anyaman kayu dan bambu.

Pengunjung berdatangan untuk berpose dengan penabuh tifa di paviliun Papua Barat yang mengenakan pakaian tradisional,lengkap dengan hiasan rumbai-rumbai kepala terbuat dari bulu cenderawasih.

Sangat disayangkan, paviliun Papua Barat terkesan kosong-melompong, padahal semestinya bisa diisi misalnya dengan maket atau tersedianya brosur-brosur mengenai obyek wisata, alam setempat, produk-produk mata dagangan atau nilai-nilai kekhasan dan budaya wilayah itu.

Selain transaksi melalui penjualan, selama berlangsungnya CAEXPO-8 juga ditandatangani naskah proyek kerja sama baik untuk proyek-proyek domestik di Chihttp://www.blogger.com/img/blank.gifna maupun proyek kerjama di negara-negara ASEAN dengan nilai seluruhnya sebesar sekitar 16,3 miliar dolar AS atau kira-kira setara Rp143 triliun.

Dari 63 naskah kerja sama proyek-proyek internasional (di negara-negara ASEAN)yang ditandatangani nilainya mencapai 5,1 miliar dolar AS atau Rp47,6 triliun, sementara 87 proyek-proyek domestik China
bernilai 10,9 miliar dolar atau sekitar Rp96 triliun.

Sukses pemerintah China menyelenggarakan CAEXPO-8 dan CABIS-8 di Nanning mungkin bisa mengilhami Indonesia untuk mempromosikan perdagangan dan investasi intra ASEAN dengan menggelar even serupa di Jakarta atau di salah satu kota provinsi. selengkapnya lihat ke sini..

Baca Selengkapnya

Rabu, 02 November 2011

Mengalir Apa Adanya

Sudah saatnya semua bisa menerima perbedaan
Sudah saatnya semua belajar akan perbedaan
Sudah saatnya semua dibiarkan mengalir
Nikmati saja

Yang disini tak jauh beda dengan aliran aliran sungai yang turun Kelembah
Yang disini tak jauh beda dengan aliran sang arus yang ingin mencapai
Sang Muara

Aku berbeda , Kamu berbeda
Aku unik berasa , Kamu antik berada
Aneh..Aneh...tapi...nyata

Sang Kasih tak membuat sesuatu dengan sia sia
Perhatikan inti atom penopang jagat raya
Disitulah inti semesta
Belajarlah menjadi inti
Maka engkau akan bisa belajar menerima

Baca Selengkapnya

Selasa, 01 November 2011

Apa Kata Hatimu ?!!?

Apa yang ingin kau katakan, katakan saja. Sebab kata-katamu adalah hatimu. Jangan pernah berkata sesuatu yang lain, selain apa kata hatimu. Meski terkadang kata hatimu, menjadi berubah. Sebab hati tak pernah sama hari ini, esok, atau lusa.

Seperti kehidupan di dunia ini, selalu berubah dan terus berubah. Namun dengarkan saja apa kata hatimu. Ia tak pernah bohong padamu. Bahkan ia tahu dirimu seperti apa? Seperti engkau mengenal hatimu sendiri. Ia begitu dekat denganmu, tanpa batas yang menutupi engkau dan hatimu.

Jadilah putih, meski putih bisa menjadi hitam. Dan pada masanya pun hitam dapat menjadi putih. Dengar, dengarkan apa kata hatimu. Bila menjadi putih, tetaplah putih meski putih dapat berubah menjadi banyak warna. Bila hitam, jangan menyesal karena hitam. Sebab hitam tak selamanya kelam.

Hati selalu dapat mengatakan segala sesuatu tanpa di tutup-tutupi oleh apa pun juga. Yang tahu adalah antara engkau dengan hatimu sendiri. Hati adalah putih. Ia akan berkata putih, bila engkau putih. Dan hati akan berkata hitam, bila dirimu hitam. Semua bergantung pada ucapanmu sendiri. Tak ada orang yang tahu bila engkau berdusta. Tetapi hatimu selalu tahu.

Hati ibarat sebuah cermin dalam dirimu. Tempat engkau selalu berkaca. Dapatkah, dirimu berbohong dengan hatimu sendiri? dapatkah engkau berdusta dengan hati kecilmu sendiri? Cobalah egkau berpikir barang sejenak. Kata hatimu tak pernah salah mau pun dusta. Ia akan selalu mengikutimu dan selalu mengerti siapa engkau yang sesungguhnya. Sebab dia adalah tempat menyimpan segala kata-kata, ucapan, dan perasaan dirimu. Dialah yang tahu isi hatimu dan apa kata hatimu.

Baca Selengkapnya
COPYRIGHT MUSRIADI (LANANG PENING)